Relasi Penjajah Versus Terjajah dalam roman "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer (Bagian 2)


2.        Relasi Sesama Pribumi yang Saling Bertentangan
a.       Sadtrotomo-Sanikem
Sastrotomo adalah seorang priyayi Jawa yang bekerja sebagai juru tulis di pabrik gula Tulangan Sidoarjo. Meski jabatannya sudah cukup tinggi, namun ia masih merasa tidak puas dan mengimpikan jabatan yang lebih tinggi, yaitu sebagai juru bayar. Berbagai upaya ia lakukan untuk merealisasikan impiannya, mulai dari menjilat pada atasan, berdukun, tirakat, menjadikan diri sebagai batur, sampai menawarkan wanita pada Tuan Besar Hernman Mellema. Namun, upayanya tidak membuahkan hasil. Semua alat tukar Sastrotomo untuk “membeli” jabatan juru bayar, ditolak oleh Tuan Besar Kuasa karena “alat tukar”  yang diinginkan adalah Sanikem. Maka tanpa ragu, Sanikem dijual oleh ayahnya (Sastrotomo) seharga jabatan juru bayar dan uang dua puluh lima Gulden. (BM: 67-72)

Kutipan di atas menunjukan relasi Sastrotomo dan Sanikem bukan merupakan relasi ayah dan anak, melainkan relasi antara penjajah dan terjajah atau antara penguasa dan yang dikuasai.
b.      Bu pati B – Minke
Relasi antara Bupati B, ayah Minke, dan Minke dalam hubungan keluarga (ayah dan anak) tidak ada yang timpang karena Minke pandai menempatkan diri sebagai anak. Relasi yang timpang terjadi antara Bupati B sebagai lembaga birokrasi perpanjangan tangan pemerintah kolonoial Belanda yang kolonialis dan feodalis dengan Minke sebagai individu yang independen, maju, modern, dan humanis.  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel