Duryudana memangku Jabatan : Raja Muda di Astina
Thursday, August 30, 2012
Edit
Pada jaman dahulu kala jauh sebelum lahirnya Pandawa dan Kurawa, ada seorang ksatria bernama Bambang Parikenan. Ia lalu menurunkan seorang anak laki-laki bernama Resi Manumayasa. Sebutan resi menu jukkan bahwa ia adalah seorang pertapa. Pertapaannya di pegunungan Saptaarga atau Retawu. Resi Manumayasa menurunkan seorang anak bernama Bambang Sekutrem. Ia adalah seorang satria yang saktidan pernah dimintai tolong oleh dewauntuk membinasakan musuh. Bambang Sekutrem menurunkan anak laki-lakinya dan diberi nama Bambang Sakri, kemudia Bambang Sakri juga menurunkan seorang anak laki-laki bernama Raden Palasara atau Palasara.
Raden Palasara adalah seorang satria pendeta. Sewaktu Raden Palasara bertapa, ia digoda oleh dewa yang menjelma menjadi seekor burung pipit dan bersarang dirambutnya dengan maksud agar Raden Palasara gagal dalam pertapaannnya dan mau menjadi kesatria disuatu negara. Ketika Raden palasara memburu pipit yang mengganggunya, ia menyebrangi sungai Ganagga dengan sebuah perahu. Akibat gelombang sungai yang besar dan aliran air yang cukup deras, perahu terguling dan pecah menjadi 2 bagian. Raden Palasara hanyut, kemudian terdampar di sebuah tanah kosong di pinggir sungai Gangga. Raden Palasara lalu mengolah tanah kosong itu sehingga menjadi sebuah negara yang diberi nama Astina.
Raden Palasara menurunkan seorang putra bernama Raden Abyasa. Ia menggantikan ayahnya menjadi raja di Astina dengan gelar Prabu Kresnadipayana. Selanjutya ia menjadi seorang raja pendeta dengan sebutan Begawan Abyasa. Setelah menjadi seorang pendeta ia tinggal di Saptaarga. Begawan Abyasa mempunyai 3 putra, mereka adalah :
1. Raden Destharastra, menyandang cacat buta sejak lahir, tetapi sangat sakti.
2. Raden Pandudhewanata menyandang cacat "tengeng" sejak ia lahir. Ia mempunyai keahlian menggunakan senjata. Kesenangannya adalah berburu di hutan. Raden Pandhu menjadi raja di Astina dengan gelar Prabu Pandudhewanata.
3. Raden Yamawidura, ia juga menyandang cacat, yaitu kaki timpang atau pincang sejak lahir, Raden Yamawidura adalah kesatria yang sangat bijaksana, mahir dalam tata negara.
Raden Destharastra menurunkan anak sebanyak seratus orang, 99 diantaranya adlah putra dan 1 orang perempuan yang bernama Dursilawati. Putra yang tertua bernama Duryudana. Seratus orang anak Raden Destharastra disebut dengan Kurawa.
Sedangkan Raden Pandhudewanata menurunkan lima orang anak. kelima-limanya laki-laki dan disebut dengan Pandawa. Mereka adalah Raden Puntadewa, Raden Bratasena, Raden Permadi, Raden Pinten dan Tangsen.
Sumber : Gelis Kenal Wayang : Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Raden Palasara adalah seorang satria pendeta. Sewaktu Raden Palasara bertapa, ia digoda oleh dewa yang menjelma menjadi seekor burung pipit dan bersarang dirambutnya dengan maksud agar Raden Palasara gagal dalam pertapaannnya dan mau menjadi kesatria disuatu negara. Ketika Raden palasara memburu pipit yang mengganggunya, ia menyebrangi sungai Ganagga dengan sebuah perahu. Akibat gelombang sungai yang besar dan aliran air yang cukup deras, perahu terguling dan pecah menjadi 2 bagian. Raden Palasara hanyut, kemudian terdampar di sebuah tanah kosong di pinggir sungai Gangga. Raden Palasara lalu mengolah tanah kosong itu sehingga menjadi sebuah negara yang diberi nama Astina.
Raden Palasara menurunkan seorang putra bernama Raden Abyasa. Ia menggantikan ayahnya menjadi raja di Astina dengan gelar Prabu Kresnadipayana. Selanjutya ia menjadi seorang raja pendeta dengan sebutan Begawan Abyasa. Setelah menjadi seorang pendeta ia tinggal di Saptaarga. Begawan Abyasa mempunyai 3 putra, mereka adalah :
1. Raden Destharastra, menyandang cacat buta sejak lahir, tetapi sangat sakti.
2. Raden Pandudhewanata menyandang cacat "tengeng" sejak ia lahir. Ia mempunyai keahlian menggunakan senjata. Kesenangannya adalah berburu di hutan. Raden Pandhu menjadi raja di Astina dengan gelar Prabu Pandudhewanata.
3. Raden Yamawidura, ia juga menyandang cacat, yaitu kaki timpang atau pincang sejak lahir, Raden Yamawidura adalah kesatria yang sangat bijaksana, mahir dalam tata negara.
Raden Destharastra menurunkan anak sebanyak seratus orang, 99 diantaranya adlah putra dan 1 orang perempuan yang bernama Dursilawati. Putra yang tertua bernama Duryudana. Seratus orang anak Raden Destharastra disebut dengan Kurawa.
Sedangkan Raden Pandhudewanata menurunkan lima orang anak. kelima-limanya laki-laki dan disebut dengan Pandawa. Mereka adalah Raden Puntadewa, Raden Bratasena, Raden Permadi, Raden Pinten dan Tangsen.
Sumber : Gelis Kenal Wayang : Prof. Drs. Suwaji Bastomi