Nasib Guru Honorer, Harus Siap Dilempar dan Ditendang
Thursday, February 20, 2020
Edit
KoncoGuru-Nasib seorang guru honorer, deritanya memang tiada akhir. Mungkin itulah ungkapan yang bisa diungkapkan bagi sebagian besar guru honorer saat ini. Betapa tidak, selain mendapatkan gaji yang tidak seberapa dan tuntutan pekerjaan yang melebihi batas, guru honorer harus juga siap untuk dilempar dan ditendang.
Itulah yang saya alami saat ini. Berstatus sebagai guru profesional dan sudah mendapatkan sertifikat pendidik saja rupanya tidak cukup bagi seorang guru honorer untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Tahun ajaran baru ini sebenarnya saya sudah mengabdi di salah satu sekolahan di Gotham City, sebut saja begitu. Seperti alur film horor, awalnya memang terlihat lancar dan seolah-olah tidak ada kendala. Namun di hari ke-7 atau setelah seminggu mengajar masalahpun muncul.
Saya mendapati jika surat tugas mengajar saya tidak sinkron dengan sekolah yang saya abdi saat ini. Artinya, saya mengajar di SMP N 1 Joker, tetapi di surat tugas saya ditempatkan di SMP N 1 Superman. Akhirnya pada saat itu juga saya langsung pergi ke Dinas terkait untuk menanyakan apakah ada kesalahan atau tidak. Sesampainya di Dinas, salah satu staf menyuruh untuk berkomunikasi dengan bagian tendik. Namun, nihil yang didapat. Saya harus berkomunikasi dengan kepala sekolah di Sekolah yang saya abdi dan Kepala sekolah SMPN 1 Superman.
Oke, tidak jadi masalah...
Sepulang dari dinas, sayapun bergegas pergi ke SMPN 1 Superman, setelah sebelumnya saya pulang ke sekolah yang saya abdi, namun kepala sekolahnya sudah pulang. Sesampainya di SMPN 1 Superman, betapa kagetnya saya ketika mengetahui jika guru SMP N 1 Superman untuk mapel yang saya ampu ternyata sudah cukup, dengan kata lain jika saya tetap mengabdi di situ otomatis saya tidak ada jam.
Sepulang dari dinas, sayapun bergegas pergi ke SMPN 1 Superman, setelah sebelumnya saya pulang ke sekolah yang saya abdi, namun kepala sekolahnya sudah pulang. Sesampainya di SMPN 1 Superman, betapa kagetnya saya ketika mengetahui jika guru SMP N 1 Superman untuk mapel yang saya ampu ternyata sudah cukup, dengan kata lain jika saya tetap mengabdi di situ otomatis saya tidak ada jam.
Kepala sekolah SMPN 1 Superman akhitnya mengajak saya untuk ke Dinas dengan tujuan menanyakan perihal surat penugasan tadi. Yang saya amat sayangkan adalah sikap kepsek SMPN 1 Joker, yang saya abdi sebelumnya seopah-olah lepas tangan dengan kasus yang saya hadapi. Seolah-olah saya sudah bukan bagian dari SMPN 1 Joker lagi. Malah kepsek SMPN 1 Superman yang aktif membimbing saya.
Itulah sedikit keluh kesah seorang guru honorer di Gotham City, semoga semua keputusan Dinas besok adalah jawaban yang tepat, bagus, dan menyenangkan banyak pihak.