Cara Menuliskan Kata Turunan
Thursday, April 19, 2012
Edit
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan huruf dasarnya.
Misalnya :
a. berjalan
b. dipermainkan
c. gemetar
d. lukisan
2. Imbuhan yang dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya :
a. mem-PHK-kan
b. di-PTUN-kan
c. di-upgrade
3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya :
a. bertepuk tangan
b. garis bawahi
c. menganak sungai
d. sebar luaskan
4. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
a. dilipatgandakan
b. menggarisbawahi
c. menyebarluaskan
d. pertanggungjawaban
5. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
adipati
aerodinamika
antarkota
antibiotik
anumerta
audiogram
Catatan 1 : Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya :
non-indonesia
pro-barat
pan-afrikanisme
Catatan 2 : Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merajuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya :
a. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
b. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
Catatan 3 : Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya :
a. Tuhan yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita,
b. Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi kita semua.
Catatan 4 : Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya :
a. sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
b. Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap pemerintahan yang korup.
Misalnya :
a. berjalan
b. dipermainkan
c. gemetar
d. lukisan
2. Imbuhan yang dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya :
a. mem-PHK-kan
b. di-PTUN-kan
c. di-upgrade
3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya :
a. bertepuk tangan
b. garis bawahi
c. menganak sungai
d. sebar luaskan
4. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
a. dilipatgandakan
b. menggarisbawahi
c. menyebarluaskan
d. pertanggungjawaban
5. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
adipati
aerodinamika
antarkota
antibiotik
anumerta
audiogram
Catatan 1 : Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya :
non-indonesia
pro-barat
pan-afrikanisme
Catatan 2 : Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merajuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya :
a. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
b. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
Catatan 3 : Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya :
a. Tuhan yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita,
b. Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi kita semua.
Catatan 4 : Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya :
a. sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
b. Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap pemerintahan yang korup.