Pendadaran Bagi Pandawa dan Kurawa
Wednesday, December 12, 2012
Edit
Mahaguru Resi Drona telah menetapkan hari, tanggal dan tempat ujian akhir oleh krida senjata. Peserta ujian adalah para mahasiswa yang terdiri dari keluarga Pandawa dan Kurawa. resi Drona adalah mahaguru dalam bidang ilmu agama, politik, kebudayaan, setrategi kemiliteran dan keterampilan menggunakan senjata.
Tempat ujian adalah tanah lapang di depan istana Astina. keliling lapangan telah dihiasi dengan umbul-umbul, bendera, panji-panji, serta gambar-gambar poster yang mendukung terselenggaranya ujian tersebut. Panggung kehormatan tempat para sesepuh, para pejabat kerajaan, para penguji, juga telah disiapkan. sasaran panah, baik yang tunggal maupun yang ganda telah tersedia, lajur-lajur lintasan kuda telah teratur rapi dan siap untuk dipakai.
Pada saat fajar menyingsing, rakyat Astina berduyun-duyun menuju ke tempat ujian. Mereka datang lebih awal karena khawatir tidak mendapat tempat di bagian depan. Rakyat yang menyaksikan ujian berdesak-desakan memenuhi lapangan. Menjelang matahari terbit penonton makin banyak memadati lapangan dikarenakan adanya penonton yang datang dari negeri lain. Kebetulan sekali pada pagi hari itu udara sejuk segar sehingga para penonton sabar menanti ujian dimulai.
Ketika matahari terbit, para mahasiswa yang akan menempuh ujian mulai berdatang. Sebentar kemudian penunggang kuda pengawal raja turun dari kudanya, demikian pula yang berkereta. Sang Raja Destharastra yang buta itu dituntun oelh Raden Widura naik panggung kehormatan. Berikutnya adalah Dewi Kunthi Talibrata diiringkan oleh para emban. berturut-turut disusul oleh mahaguru Resi Drona, Resi Bisma, dan Resi Kerpa. Kedatangan mereka disambut dengan sorak sorai oleh rakyat Astina.
Tempat ujian adalah tanah lapang di depan istana Astina. keliling lapangan telah dihiasi dengan umbul-umbul, bendera, panji-panji, serta gambar-gambar poster yang mendukung terselenggaranya ujian tersebut. Panggung kehormatan tempat para sesepuh, para pejabat kerajaan, para penguji, juga telah disiapkan. sasaran panah, baik yang tunggal maupun yang ganda telah tersedia, lajur-lajur lintasan kuda telah teratur rapi dan siap untuk dipakai.
Pada saat fajar menyingsing, rakyat Astina berduyun-duyun menuju ke tempat ujian. Mereka datang lebih awal karena khawatir tidak mendapat tempat di bagian depan. Rakyat yang menyaksikan ujian berdesak-desakan memenuhi lapangan. Menjelang matahari terbit penonton makin banyak memadati lapangan dikarenakan adanya penonton yang datang dari negeri lain. Kebetulan sekali pada pagi hari itu udara sejuk segar sehingga para penonton sabar menanti ujian dimulai.
Ketika matahari terbit, para mahasiswa yang akan menempuh ujian mulai berdatang. Sebentar kemudian penunggang kuda pengawal raja turun dari kudanya, demikian pula yang berkereta. Sang Raja Destharastra yang buta itu dituntun oelh Raden Widura naik panggung kehormatan. Berikutnya adalah Dewi Kunthi Talibrata diiringkan oleh para emban. berturut-turut disusul oleh mahaguru Resi Drona, Resi Bisma, dan Resi Kerpa. Kedatangan mereka disambut dengan sorak sorai oleh rakyat Astina.