Analisis Puisi "Dewa Telah Mati" Menggunakan Metode Jacobson
Thursday, January 2, 2014
Edit
Dewa Telah Mati
Tak ada dewa dirawa- rawa ini
Hanya gagak yang mengakak malam hari
Dan siang terbang mengitari bangkai
pertapa yang terbunuh dekat kuil.
Dewa telah mati ditepi-tepi ini
Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Lalu minum dari mulut
pelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri.
Bumi ini perempuan jalang
yang menarik laki- laki jantan dan pertapa
kerawa- rawa mesum ini
dan membunuhnya pagi hari.
1. Analisis Jacobson
a. Sender
Sender adalah pengirim pesan. Dalam puisi dapat dirasakan adanya perbedaan antara penyair dan penutur puisi. Sender dalam puisi “Dewa Telah Mati” adalah ‘aku’.
b. Receiver
Receiver adalah penerima pesan atau penerima puisi. Kata- kata dalam puisi tidak secara langsung kepada pembaca, tetapi untuk orang lain. Pembaca sepertinya tidak sengaja mendengar sang pesona bicara pada seseorang dalam puisi tersebut. Sama seperti dalam puisi “Dewa Telah Mati”.
c. Contact
Contact didefinisikan sebagai physical channel dan pshychological connection. Hubungan psikologi antara sender dengan receiverdalam puisi “Dewa Telah Mati” terdapat pada penyampaian tentang kemaksiatan yang terjadi di dunia. Penyampaian itu lewat si ‘aku’.
d. Message
Message atau pesan adalah apa yang hendak disampaikan penyair dalam puisi. Message ini secara halus disampaikan pengarang secara tersirat melalui karyanya. Puisi “Dewa Telah Mati” merupakan pelukisan tentang kerusakan dunia saat ini dimana didalam hati manusia sudah tidak lagi meyakini Tuhan.
Penggambaran tentang manusia yang hanya mementingkan kehidupan dunia karena Tuhan telah mati didalam hatinya sehingga mencari rezeki dengan jalan tidak halal terdapat dalam bait /Hanya gagak yang mengakak malam hari/Dan siang terbang mengitari bangkai//. Sedangkan Allah telah berfirman bahwasanya manusia harus mencari rezeki dengan halal.
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al- Baqarah 2:168)
e. Context
Dari segi fisik “Dewa Telah Mati” dapat dimaknai dengan Tuhan yang telah mati didalam hati manusia.
f. Code
Code didefinisikan sebagai pesan terstruktur dalam penjabaran makna. Dengan demikian code dalam puisi ini meliputi pesan tentang kerusakan dan kemaksiatan yang terjadi di dunia karena ulah manusia yang tidak mempercayai Tuhan didalam hari mereka.
2. Analisis Paul Ricoeur
Menurut Paul Ricoeur “Setiap kata adalah sebuah simbol”. Analisis menurut Paul Ricoeur meliputi tiga hal yaitu:
1. langkah simbolik atau pemahaman dari simbol- simbol
2. pemberian makna oleh simbol serta “penggalian” makna secara cermat
3. langkah filosofis, yakni berpikir dengan menggunakan simbol sebagai titik tolaknya.
Penerapan didalam puisi “Dewa Telah Mati”
a. Langkah simbolik
|
b. Pemberian makna oleh simbol
|
Dewa
|
Tuhan
|
Rawa- rawa
|
Desa, kota (suatu tempat)
|
Gagak
|
Orang jahat
|
Mengakak
|
Semena- mena
|
Bangkai
|
Harta benda atau rezeki yang tidak halal
|
Pertapa
|
Orang yang ahli didalam agama
|
Kuil
|
Tempat ibadah
|
Dewa
|
Tuhan
|
Tepi- tepi
|
Desa, kota (suatu tempat)
|
Ular
|
Orang jahat
|
Sumber
|
Tempat yang banyak rezeki
|
Minum
|
memperoleh
|
Mulut
|
Jalan
|
Pelacur
|
Perempuan tunasusila
|
Bayang sendiri
|
kebanggaan
|
Perempun jalang
|
Perempuan tunasusila
|
Laki- laki jantan
|
Laki- laki yang hanya mementingkan nafsu
|
Pertapa
|
Orang yang ahli dalam agama
|
Rawa- rawa mesum
|
Tempat berbuat maksiat
|
Pagi hari
|
Hari esok, yang akan datang, masa depan
|
c. Langkah filosofis
Tidak ada Tuhan di dalam hati manusia.
Ketika seseorang telah melupakan Tuhan di dalam hari mereka, maka hancurlah dunia ini karena dipenuhi oleh orang- orang yang mengumbar dan mementingkan hawa nafsu serta mencari rezeki dengan cara yang tidak halal.
Sumber : http://utami-pratiwi.blogspot.com/2013/11/analisis-puisi-jacobson.html