Bullying #1 : Kelas neraka
Monday, January 26, 2015
Edit
Ini adalah sebuah cerita tentang sesorang anak kelas satu smp yang sama sekali tidak pernah dihargai oleh teman-teman sekelasnya, dia selalu di bully setiap saat dan membuatnya tidak merasa nyaman berada di sekolah. Teman? Dia hanya mempunyai sahabat , bukan teman. Teman hanyalah sekumpulan orang yang selalu datang ketika ada maunya saja, tapi sahabat adalah orang yang selalu ada untuk anda dimanapun itu dan apapun keadaan anda. Namun dari situ dia sadar akan pahit-manisnya kehidupan yang selama ini mungkin tidak didapatnya ketika di bangku SD dulu.
Sesuai dengan
judulnya, pada saat itu acara pembagian kelas. Aku dan beberapa teman satu SD
harap-harap cemas. Tepat pukul 09.00 akhirnya aku masuk di sebuah kelas yang
besar, lebih besar dari kelasku di SD dulu. Bangku-bangkunya bagus dan banyak
pernak-pernik yang mengantung di sana-sini membuat suasana kelas menjadi lebih
berwarna. Namun dari itu semua nampaknya aku masuk kelas yang kurang tepat.
Secara sepintas aku melihat anak-anak di sini adalah kumpulan anak-anak bandel.
Yah, saat itu aku
resmi masuk di kelas 1F, kalau sekarang mungkin 7F. Sebuah kelas yang besar dan
angker karena aku merasa asing di kelas itu. Pada saat itu aku masih satu
bangku dengan teman satu SD ku dulu bernama Megi. Tubuhnya kecil dan rambutnya
keriting. Ada banyak hal di kelas itu selama satu tahun, dan 90% yang aku rasakan
adalah pahit, susah, dan sepi. Semua rasa itu menjadi satu menjadikan aku
sebagai orang yang terasing berbanding terbalik dengan keramaian suasana kelas
1F.
Aku sering di bully oleh teman-teman. Aku tak tahu alasan mereka memperlakukan aku seperti itu. Aku hanya mempunyai dua orang teman, tepatnya sahabat di kelas itu, dia adalah Ozy dan Sholeh. Mungkin karena kesamaan nasib sering di bully membuat kita bertiga mempunyai kedekatan batin. Sebagai sahabat mungkin benturan-benturan yang menimpa kami di sekolah menjadi semakin ringan.
Masuk di kelas neraka membuat mentalku sempat drop. Aku bahkan sempat meminta untuk pindah sekolah saking tidak kuatnya ada di kelas itu. Namun niat itu tidak dikabulkan oleh kedua orang tuaku. Dalam hati aku harus kuat, aku harus bisa melewati semuanya. Setiap hari kerjaanku hanya menghitung hari, menghitung kapan cepat naik ke kelas 2 dan bertemu dengan teman-teman yang mudah-mudahan lebih baik dari kelas ini. Aku selalu berdoa hingga tak terasa lagi sudah banyak cercaan dan hinaan yang aku dapatkan di kelas itu. Sampai saat ini aku tak tahu kenapa mereka semua selalu menghinaku. Apakah karena dari fisik aku tidak semenarik mereka? Atau apakah karena aku berasal dari desa terpencil dan mereka sebagian besar dari kota?
Tapi untuk saat ini aku sudah melupakan semuanya, walau terkadang aku marah ketika aku mengingat semua hal yang terjadi padaku dulu. Itu adalah sedikit ceritaku saat aku di kelas 1F, sebuah kelas yang keras, angker, dan menyiksa.