Catatan Skripsiku: Menembus Hujan Abu Vulkanik Gunung Kelud

Kota Jogja kembali diguyur hujan abu vulkanik. Tapi kali ini bukan abu vulkanik dari letusan gunung Merapi, melainkan dari gunung Kelud di Jawa Timur. Pantas saja semalaman kamarku terasa cukup panas, tidurku juga sungguh tidak nyenyak malam itu. Sampai ketika aku buka pintu kamar pukul 5 pagi, abu vulkanik sudah berjatuhan menutupi halaman dan motor-motor yang terparkir di kostku. Padahal, hari ini aku ada rencana untuk mencari buku referensi.

Aku tunggu sampai jam 8 pagi, tapi ternyata hujan abu vulkanik belum juga reda. Tapi rencana yang sudah aku susun semalaman gak boleh gagal. Akhirnya pagi itu, dengan niat dan tekad yang kuat aku memutuskan untuk mencari buku referensi. Kali ini aku berencana mencari buku refernsi langsung dari penerbitnya di daerah Sleman, karena buku yang aku cari ini sudah tidak ada lagi di toko-toko buku. Diguyur hujan abu vulkanik, aku melaju dengan motor bebekku menembus jalanan Jogja yang sangat berdebu pagi itu.

Hanya berbekal GPS, aku cari alamat penerbit buku ini. Setelah muter-muter di komplek perumahan dan tanya sana-sini, akhirny sampai juga aku di tempat, sebuah tempat percetakan dan penerbitan buku. Aku pikir, tempat percetakan buku ini besar dan luas seperti tempat penerbitan buku Pustaka Pelajar. Namun, tempat percetakan ini hanya sebuah rumah biasa dengan garasi yang dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan buku.

Dengan ragu-ragu aku mengetuk pintu depan rumah itu, terlihat ada satu karyawan wanita sedang bekerja di depan layar monitor. Lalu ada karyawan laki-laki datang dan mempersilahkan aku masuk, aku tak tahu kalau dia itu karyawan ataukah orang yang punya percetakan/penerbitan buku, namun yang pasti aku disambut dengan sangat baik saat itu.

"Silahkan mas, ada yang bisa dibantu?" Tanya Mas-Mas tadi memulai percakapan.

"Saya mau cari buku referensi buat skripsi saya mas."

"Apa judul bukunya?"

"Raja, Priyayi, dan Kawula mas."

"Sebentar saya cari, mas."

Lima belas menit kemudian, Mas-Mas tadi datang membawa sebuah buku dengan cover berwarna cokelat di tangan kanannya.

"Bukunya yang ini bukan mas?"

"Iya mas, ini buku yang saya cari-cari," jawab aku girang. Akhirnya buku yang aku cari-cari dengan susah payah ketemu juga. Aku sampai bernadzar kalo bisa dapetin buku ini, karena di buku ini ada banyak sekali referensi yang bisa aku gunakan untuk menambah teori di skripsiku nanti.

"Itu bukunya tinggal satu mas di sini, sudah lama tersimpan di gudang, jadi maaf kalo sedikit kotor," kata Mas-Mas tadi.

"Oh, gak papa mas. Pantes aja saya nyari dimana-mana gak ada mas bukunya, hehe," jawab aku.

Setelah membayar, akhirnya aku pulang dengan hasil yang memuaskan. Bahkan aku sampai dikasih katalog buku-buku terbitan dari penerbit ini.

Perjuanganku menembus hujan abu vulkanik tak sia-sia, sepulang dari tempat penerbitan buku itu, aku mampir sebentar di kost teman di dareah Condong Catur. Aku istirahat sambil tidur sebentar di kos temenku sambil membersihkan jaketku yang penuh dengan abu vulkanik.

Sore hari, sesampainya aku di kost, aku langsung bersiap-siap untuk lembur malam ini. Semua peralatan tempur sudah di siapkan, sekarang tinggal mengatur agar mood tetep baik dan skripsi bisa berjalan dengan lebih baik lagi.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel