Jelajah Flores: Labuan Bajo, Komodo, dan Segala Keindahan Pulaunya
Tuesday, January 5, 2016
Edit
Setelah
menikmati indahnya pantai Watu Weri di Lembor Selatan, kami melanjutkan
perjalanan menuju Labuan Bajo. Perjalanan dari Lembor Selatan menuju Labuan
Bajo memerlukan waktu sekitar 2 jam. Lembor sebagai salah satu daerah penghasil
beras dengan bentangan luas sawah di sekitar jalan mengingatkanku pada
jalan-jalan di kampung. Pemandangan sawah yang sempat membuka mataku saat itu
berganti dengan pemandangan pegunungan yang sangat indah.
Tak
terasa kami sudah tiba di Labuan Bajo. Kota Pelabuhan ini akan terlihat sangat
indah bila dilihat dari atas bukit. Sungguh kota yang sangat indah dengan
berbagia kapal, baik kapal besar maupun kecil saling bersandar di pelabuhan
Labuan Bajo. Setelah masuk kota, kami mampir dulu ke minimarket untuk membeli beberapa
makanan kecil untuk sarapan pagi sebelum bertolak ke pelabuhan Labuan Bajo.
Mobil
mulai memasuki pelabuhan Labuan Bajo, di sana sudah menanti salah seorang teman
yang sedari tadi sudah menunggu kami. Setelah berbinjang sebentar, kami diantar
menuju dermaga untuk menaiki kapal motor yang sudah disewa sebelumnya.
Kapal
pun mulai bertolak dari dermaga, membelah lautan yang pagi itu terasa tenang.
Sepanjang perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang begitu indah.
Pulau-pulau nampak begitu mempesona dengan pantai-pantainya yang begitu
eksotis. Pulau pertama yang kami kunjungi adalah pulau Padar. Pulau Padar
termasuk ke dalam gugusan pulau di taman nasional Komodo. Menuju pulau Padar
kapal kami membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja. Bunyi mesin kapal yang makin
menderu membuat kapal motor yang kami tumpangi makin laju membelah lautan. Kami
sempat khawatir sat kapal melewati sebuah selat di antara dua pulau kecil
karena ada banyak pusaran air yang disebabkan oleh pertemuan arus air laut.
Untung, sang pengemudi kapal sudah sangat berpengalaman. Jadi kami tidak
mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kapal
mulai bersandar di tepian pantai pulau Padar. Lalu perjalanan dilanjutkan
dengan jalan kaki menaiki bukit. Track menuju bukit di pulau Padar memang
sedikit terjal dengan batu-batu lepas di sepanjang track. Sesekali saya
istirahat dan mulai hunting foto. Spot untuk hunting foto atau sekedar selfie
akan lebih indah jika kita bisa naik ke puncak bukit di Pulau Padar. Namun,
karena kondisi tubuhku yang mulai kelelahan karena cuaca juga sangat menyengat
saat itu, saya tidak memaksakan diri untuk naik sampai ke atas. Sedikit kecewa,
namun saya tidak mau ambil resiko.
Setelah
dari pulau Padar, perjalanan kami lanjutkan menuju Pulau Rinca. Puau Rinca juga
masih termasuk di kawasan Taman Nasional Komodo. Jadi di Pulau Rinca rencananya
kami akan melihat Komodo, satwa yang sangat fenomenal dan terkenal baik di
Indonesia maupun mancanegara. Selain di Pulau Komodo sendiri, ada beberapa
pulau yang memang menjadi habitat hewan pemakan bangkai ini. Salah satunya ada
di Pulau Rinca. Butuh sekitar 1 jam perjalanan dari Pulau Padar ke Pulau Rinca.
Sampai
di Pulau Rinca, kapal mulai bersandar di dermaga. Di dermaga Pulau Rinca
rupanya sudah banyak kapal yang bersandar berjejer, hampir saja kapal kami
tidak bisa bersandar karena saking banyaknya kapal. Kami makan siang dahulu
dengan bekal yang memang kami bawa sebelumnya, karena di pulau kita tidak akan
menemui warung makan.
Setelah
selesai makan, kami langsung bergegas menuju loket untuk membeli tiket masuk. Jalan
menuju loket dari dermaga sekitar 500 meter. Kami berjalan di pinggir pulau
yang sebagian ditumbuhi dengan pohon bakau. Sebelum sampai di loket, kami
melihat satu ekor komodo tengah berteduh di bawah pohon. Namun, penjaga
memperingatkan kami supaya jangan terlalu dekat dengan komodo.
Tiket
sudah dibeli, sekarang saatnya kita eksplore Pulau Rinca. Sebelumnya oleh
pemandu atau di sini lebih dikenal dengan ranger, kami disuruh untuk memilih
beberapa track yang akan kami lewati, mula dari short track, medium track, dan
yang terakhir long track. Masing-masing track berbeda jalur dan panjangnya.
Short track berjarak sekitar 1 km, sedangkan yang medium track sekitar 2 km,
dan yang terakhir long track berjarak sekitar 4 km. Kami pilih yang medium
track.
Dermaga Pulau Rinca
Selain pilihan track, ada beberapa faktor yang mempengaruhi peluang kita menemukan reptil purba ini, salah satunya adalah faktor hoki. Karena ada juga pengunjung yang walau sudah memilih long track, namun tidak bertemu dengan komodo. Untungnya, baru berjalan sekitar 300 meter dari garis start, kami sudah bisa melihat reptil langka pemakan bangkai ini tepat di bawah dapur umum para pemandu pengunjung. Sungguh luar biasa hewan yang satu ini, dari luar terlihat sangat tenang dan pemalas, namun jangan sekali-kali anda mendekatinya. Karena hewan satu ini dapat mengejar anda dengan cepat.
Selain pilihan track, ada beberapa faktor yang mempengaruhi peluang kita menemukan reptil purba ini, salah satunya adalah faktor hoki. Karena ada juga pengunjung yang walau sudah memilih long track, namun tidak bertemu dengan komodo. Untungnya, baru berjalan sekitar 300 meter dari garis start, kami sudah bisa melihat reptil langka pemakan bangkai ini tepat di bawah dapur umum para pemandu pengunjung. Sungguh luar biasa hewan yang satu ini, dari luar terlihat sangat tenang dan pemalas, namun jangan sekali-kali anda mendekatinya. Karena hewan satu ini dapat mengejar anda dengan cepat.
Setelah
puas berfoto-foto dengan komodo, perjalanan kami lanjutkan kembali. Kami
berjalan di hutan-hutan lalu kami mulai menaiki bukit. Di atas bukit Pulau
Rinca terlihat lebih indah. Hamparan laut yang biru berhias pulau-pulau kecil
di atasnya membuat saya makin jatuh cinta dengan Flores. Rasa letih dan
keringat yang membasahi badan terbayar sudah dengan keindahan-keindahan yang
disuguhkan di Pulau Rinca ini. Hari semaikin sore, setelah istirahat beberapa
saat sambil beli minuman ringan, kami buru-buru balik ke kapal yang sedari tadi
setia menunggu kami di dermaga.
Sebagai
penutup tur perjalanan pada hari ini, kami memilih Pulau Kelor sebagai
destinasi penutup di Taman Nasional Komodo. Saking capeknya, saya tidur lagi di
atas kapal. Pulau Kelor semakin dekat, tanpa waktu lama kami sudah bisa
menjamah pasir putih yang indah d Pulau Kelor. Ada beberapa pengunjung yang
memanfaatkan waktu di Pulau kelor dengan melakukan snorkling, namun karena kami
lupa tidak menyewa alat snorkling, kami hanya bisa gigit jari dan kami hanya
bisa foto-foto di sekitar pulau yang memang terkenal sebagai salah satu tempat
untuk snorkling.
Singkatnya,
akhirnya kapal motor yang kami tumpangi sudah kembali bersandar di pelabuhan
Labuhan Bajo. Sore telah berubah menjadi senja, rasa lelah karena perjalanan
laut akhirnya terbayar dengan kepuasan di dalam diri. Salah seorang teman yang
dari tadi sudah menunggu, menuntun kami mencari penginapan yang ada di sekitar
pelabuhan Labuan Bajo. Matahari ini sudah tenggelam, kami memutuskan untuk
istirahat karena keesokan harinya kami akan melanjutkan perjalanan untuk
mengunjungi satu destinasi wisata lagi di Labuan Bajo.