Ramadhan di Flores #2
Tuesday, June 7, 2016
Edit
Selasa. 7 Juni 2016
Puasa hari kedua kali ini sudah agak sedikit nyaman. Tak seperti hari pertama kemarin yang masih sempet malas dan loyo, hari ini saya makin mantap menjalani ibadah ini. Perasaan takut karena jadi minoritas kian terkikis seiring dengan hangatnya sambutan dari guru-guru tempat saya mengajar. Walaupun banyak dari mereka yang tak menyadari kalau saya sedang ibadah puasa, tapi tak sedikit dari rekan-rekan guru memahami keadaan saya.
Puasa hari kedua, saya masih berkutat degan input nilai untuk raport semester 2 ini. Praktis, kegiatan saya dari pagi sampai siang hanya utak-atik hasil kerja siswa dari nilai tugas, ulangan, sampai dengan nilai ujian semester baru-baru ini. Besok sampai dengan hari sabtu, ada kabar kalau pengawas dan dinas akan turun untuk mengecek kelengkapan pembelajaran tiap guru, namun saya masih fokus ke input nilai. Semoga saja semua bisa lancar sampai akhir pengabdianku di SMP Negeri 4 Aimere.
Sore hari, saya dikejutkan oleh celotehan anak-anak di depan kontrakan. Betapa lucunya mereka, sambil lari-lari di depan kontrakan mereka tak pernah berhenti memanggil saya dengan sebutan Om Guru. Kepolosan merekalah yang selama ini menjadi salah satu alasan kenapa saya betah berada di Flores. Bermain dengan mereka membuat semua beban dan pikiran hilang dengan sekejap, apalagi rasa lelah sehabis beraktivitas di sekolah.
Tingkah konyolnya terkadang sampai membuat saya tertawa lepas, lalu masuk ke dunianya hingga lupa kalau saya ini jauh di atas usia mereka. Dunia anak-anak memang jauh berbeda dengan kami orang dewasa. Mereka belum banyak memikirkan tentang hidup yang terkadang membuat semua orang mengelus dada. Dunia anak adalah dunia bermain, jangan pernah kacaukan hidup mereka dengan alasan apapun.
Puasa hari kedua di Tanah Flores, masih belum bisa sholat tarawih di masjid, ada saja halangannya. Suara ombak pantai selatan Flores kian terasa menggelegar, menerjang setiap karang yang menghadang. Malam ini, semoga menjadi malam yang indah. Semoga Allah senantiasa bersamaku, walau aku tak kuasa untuk mendekap-Mu.
Puasa hari kedua kali ini sudah agak sedikit nyaman. Tak seperti hari pertama kemarin yang masih sempet malas dan loyo, hari ini saya makin mantap menjalani ibadah ini. Perasaan takut karena jadi minoritas kian terkikis seiring dengan hangatnya sambutan dari guru-guru tempat saya mengajar. Walaupun banyak dari mereka yang tak menyadari kalau saya sedang ibadah puasa, tapi tak sedikit dari rekan-rekan guru memahami keadaan saya.
Puasa hari kedua, saya masih berkutat degan input nilai untuk raport semester 2 ini. Praktis, kegiatan saya dari pagi sampai siang hanya utak-atik hasil kerja siswa dari nilai tugas, ulangan, sampai dengan nilai ujian semester baru-baru ini. Besok sampai dengan hari sabtu, ada kabar kalau pengawas dan dinas akan turun untuk mengecek kelengkapan pembelajaran tiap guru, namun saya masih fokus ke input nilai. Semoga saja semua bisa lancar sampai akhir pengabdianku di SMP Negeri 4 Aimere.
Sore hari, saya dikejutkan oleh celotehan anak-anak di depan kontrakan. Betapa lucunya mereka, sambil lari-lari di depan kontrakan mereka tak pernah berhenti memanggil saya dengan sebutan Om Guru. Kepolosan merekalah yang selama ini menjadi salah satu alasan kenapa saya betah berada di Flores. Bermain dengan mereka membuat semua beban dan pikiran hilang dengan sekejap, apalagi rasa lelah sehabis beraktivitas di sekolah.
Tingkah konyolnya terkadang sampai membuat saya tertawa lepas, lalu masuk ke dunianya hingga lupa kalau saya ini jauh di atas usia mereka. Dunia anak-anak memang jauh berbeda dengan kami orang dewasa. Mereka belum banyak memikirkan tentang hidup yang terkadang membuat semua orang mengelus dada. Dunia anak adalah dunia bermain, jangan pernah kacaukan hidup mereka dengan alasan apapun.
Puasa hari kedua di Tanah Flores, masih belum bisa sholat tarawih di masjid, ada saja halangannya. Suara ombak pantai selatan Flores kian terasa menggelegar, menerjang setiap karang yang menghadang. Malam ini, semoga menjadi malam yang indah. Semoga Allah senantiasa bersamaku, walau aku tak kuasa untuk mendekap-Mu.